Selasa, 27 Januari 2009

Tulus

Jakarta Masih diguyur hujan lebat dan prediksi banjir.
Tapi tetap saya dan siapapun tidak bisa menebak
akankah musibah ini singgah dan memporak porandakan
semua yang kita cintai.

Saya hanya bersujud mengharap yang terbaik untuk kita semua.
Saya tetap mencium tangan dan mencium ibu dan bapak saya
setiap saat saya meninggalkan mereka
serta membisikkan I love you dalam hati
dan mendoakan keselamatannya.
Juga mendoakan semua jiwa yang saya cintai
dalam setiap kesempatan ketika saya bicara padaNya.
Saya menghargai setiap detik yang saya miliki
dengan syukur yang tak pernah habis.
Mengingat keindahan dalam hidup yang saya lalui.
Tidak semua yang kita miliki dapat kita bawa
ketika musibah akhirnya terjadi.
Saya membayangkan kemungkinan terburuk.
Saya memang selalu membayangkan kemungkinan yang paling pahit untuk mempersiapkan diri menghadapi segala yang nyata.

Apa yang belum saya lakukan
ketika saya tidak punya waktu lagi untuk melakukannya?
Saya sama sekali tidak mengingat materi.
Semua menjadi tidak penting seketika.
Saya hanya mengingat apa saja yang sudah saya lakukan
untuk semua yang saya cintai.
Apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuk hidup saya?BELUM!!!
Saya selalu menunda semuanya.
Saya belum melakukan yang terbaik untuk diri saya
dan semua yang saya cintai.

Tiba-tiba semua menjadi dekat.
Menjadi pendek.

Tidak ada lagi hari esok.

Semua adalah hari ini.

Hari ini menjadi penentuan.
Apa yang sudah saya lakukan hari ini?
Apakah saya sudah melakukan yang terbaik hari ini?
Hiduplah untuk hari ini, karena mungkin tidak ada lagi hari esok.

Seketika saya teringat dia.
Teringat ketakutannya.
Teringat keraguannya.
Keraguan apakah saya tulus mencintainya.
Setulus apapun saya mencintainya, dia tetap dalam kebimbangannya.
Tapi saya tidak peduli.
Saya tetap mencintainya…
Saya tetap membisikkan kata cinta untuknya
dengan keyakinan
tanpa keraguan.
Meskipun hanya dalam hati.meskipun lirih.tidak terdengar.
(Saya pun tak mampu berharap banyak dia merasakan apa yang saya rasa)

Cuma itu ketakutan saya ketika sesuatu yang terburuk menimpa saya, nanti.
ketika saya tidak punya banyak waktu menyatakan semua yang ada dalam hati padanya.
Ughh..saya tak mampu lagi bicara.semoga masih ada waktu untuknya membuka mata
dan merasa segala yang saya rasakan.

Tidak ada komentar: