Senin, 31 Desember 2007

Tante ima,,,Where Are You,,,

Pagi ini adalah pagi terakhir tahun 2007.
Gue duduk di sebuah cafe yang sering gue singgahi selama 2005.
Lagi asik-asiknya internetan,tiba-tiba Hp berdering.
Suara anak kecil di seberang:"Tante imaa,... Where are you?
" Dengan terbata-bata.
Dia adalah Tiara, anak temennya gue, Irene dan Candra.
Umurnya 3 tahun.

Gak tau kenapa, pertanyaan Tiara mengiang terus di hati gue.
"Tante imaa... where are you?
"Pertanyaan yang selama ini selalu gue hindari.
Pun kalau gue tanyakan kepada diri gue sendiri.

Ada di mana gue sekarang?
Mungkin akan lebih gampang dijawab
kalau gue tau udah ke mana aja
dan akan ke mana nanti.
Sayangnya gue gak pernah memikirkan itu.

Jalan aja terus.
Kerja aja terus.
Dari sini ke sana.
Dari sana ke sini.
Dari hari ke hari,
tahun ke tahun.

Dan, seorang anak 3 tahun udah mengingatkan gue,
untuk berani dan mau meluangkan waktu menjawab pertanyaan itu.
Bukan soal masa lalu, bukan soal masa depan.
Tapi soal sekarang.

Mungkin ini adalah PR dan kado malam tahun baru
paling berarti buat gue.
"Tiara, I will think of the answer to your question.
Tonite. On New Year's Eve.
Wish me luck, sayang...And I wish you Happy New Year.
I will say my little prayer for you.
May God always leads every little steps you take.
And so if one day, someone ask you of where you are,
you will have the answer. Right away.

Love you, Tante ima."

Rabu, 01 Agustus 2007

Gak Lebih dan gak kurang

Tadi pagi,,,gue bangun jam 5an lebih lah
pas keluar kamar bisa denger suara mba lg nyuci baju,,,
trus gue sholat lanjut dgn yiapin makan pagi sendiri,,,
ibu nawarin bantuan tapi gue tolak
karena gw emang lg pengen bikin sarapan sendiri
sambl sarapan gue baca koran

sesudah sarapan gue mandi siap2 nganterin CD ke "Why Not"dr situ gue ke Giant td pagi gue liat kulkas kosong,gue beli cemilan dll,,semuanya gw bawa pulang
pas sampe rmh,dede lg nyapu sambil dengerin radio pk earphone dia agak kaget krn gue plg cepet gue minta dia ngelanjutin nyapu nya sambil dengerin radio
ga lama kemudian gue dah rapih mao ke kantor
gue jaln sambil dengerin MP3 Unbreakelblenya shanty lumayan,,jd semangat di jalan
sampe kantor lgsg kerja tau -tau,,,

eh dah malem niy,,,kerjaan gue dah selesai,pulang ah,,
gue memutuskan untk naik bis gue jln sebentar,kl ini ga dengerin MP3
Hujan rintik2 kecil
Bau tanah mulai tercium
langkah sengaja gue lambatkan
Udah lama ga ngalami ini

Kena air hujan,,,Kena angin kota Jakarta
Mendengarkan suara sekelilingNyebrang jembatan
Mendengarkan suara wajan nasi goreng,,Klakson mobil ga sabar
Suara kenek berteriak lantang
Polisi pengatur lalu lintas
Bau sampah dipinggir jalanKucing mati di aspal
Semilir bau badan satpam yg sibuk kerja
Dengkuran pengemis di halte Bus

Satu-satunya kata yg ada di hati gue,,
"Alhamdulillah,,,alhamdulillah,,,"Buat gue,inilah nikmatnya hidup inilah hiburan yg sebenarnya Gue memang ga punya semua Dan ga akan pernah punya semua
Apa yang gue alami hari ini
Adalah Kenikmatan dr Allah Sebelum perjalanan selesai,
Gue cuma bisa Bersyukur Inilah yang gue mau
Gak lebih dan ga kurang.,.,.,

Sabtu, 07 Juli 2007

Kosong Sekosong Kosongnya,,,

Malam ini,
sebelum gue bener-bener pulas,
tiba-tiba ngerasa kosong.
Sekosong-kosongnya.

Ada sesuatu yang begitu besardan berarti selama ini tiba-tiba hilang.
Sesuatu yang gue gak kira ada.
Malah gak pernah gue pikirin.
Tiba-tiba hilang...

Gue jadi inget,
waktu bude gue kehilangan anak pertamanya untuk selamanya.
Dia pasti ngerasa kosong dan sedih luar biasa.
Lebih kehilangan dan sedih dari gue sekarang.

Tiba-tiba aja hati gue basah.
Oleh air matanya sendiri.
Dada gue bisa ngerasain.
Dan badan gue jadi lemes.

Pelan-pelan gue pikirin.
Apa yang sebenarnya diambil.
Apa yang sekarang udah gue gak punya lagi.
Yang begitu berarti.Begitu besar dan bermakna.
Memberi nafas bagi hidup gue.

Di hati kecil gue,
sebenarnya udah tau jawabnya.
Tapi gue terlalu sadis sama diri gue sendiri.
Jadi akan gue simpen terus dalam hati gue.
Bukan karena gue gak mau berbagi.
Atau melepas perasaan ini.
Tapi memang perasaan ini bukan milik gue.

Mereka cuma dititipin sebentar sama gue.
Di waktu yang berlari cepat itulah,
mereka adalah segalanya yang ada di pikirin gue.
Bukan cuma di pikiran.
Tapi juga di dalam sini.

Kekosongan ini adalah ketakutan gue.
Takut kalau mereka akan melupakan gue.
Takut kalau pernah ada di antara kitajadi gak ada sama sekali besoknya.

Dan kalau itu beneran terjadi,
hati gue pasti gak terima.
Di malam ini juga,
gue mempersiapkan diri.
Supaya kalau besok datang,
dan semua tentang kita harus hilang,
gue bisa menyimpan mereka di hati gue aja.

Sampai nanti hati ini harus bicarakepada yang membuatnya.

Rabu, 03 Januari 2007

Berpisah,,???

Kenapa harus pergi,
kalau nanti akan kembali
dan sayangmu masih di sini?

Ada apa di sana,
sehingga bukan hanya jiwa
bahkan ragamu hendak kamu bawa?
Lalu siapa akan temani aku di sini?
Siapa pula akan temani kamu di sana?

Apa bedanya di sana dan di sini?
Apa yang tak kamu dapatkan di sini
yang kamu dapatkan di sana?

Kalau kam pergi,
lalu bagaimana aku bisa melihatmu?
Bagaimana kita bisa bercanda?
Bagaimana kita bisa berbagi?
Kamu ingin aku mengenangmu
sementara kamu belum di alam baka?

Dan di atas segalanya,
kita sedang menenun kenangan.
Kita sedang membuka pintu Allah.
Kita, ya, kamu dan aku.
...
Sayangku, kalau
di sini bumi Tuhan dan
di sana bumi Tuhan.
Di sini langit Allah,
di sana langit Allah...
kita tak akan pernah berpisah.

with Love in Nanggroe Aceh Darussalam
^_^ P2KP ^_^

Selasa, 02 Januari 2007

When You Love someone,,,,,

Ketika sebuah benih sayang tumbuh,
berkembang,dan menancapkan akar sekuat-kuatnya ke dalam sebidang hati,
tumbuhlah rasa lain..
rasa yang memicu nadi berdetak lebih cepat,
menyimbahkan peluh tak kasat mata,
pun tak pelak menyerap energi,
rasa yang terselip di dalam salah satu bilik otak
yang terus berputar di malam hari

Rasa itu bernama takut,
takut tidak dicintai,
takut tidak dihargai,
takut tidak diterima,
takut dikhianati,
takut disakiti,
takut kehilangan,
takut, takut, dan takut..

Mungkinkah rasa takut itu dipetik,
ditanam,lalu tumbuh dalam wujud lain?
Rasa tulus misalnya,
hingga kita bisa tulus mencintai,
tulus memberi,
tulus menghargai,
tulus menerima,
tulus membahagiakan,
tulus merelakan

Dan saat itu mekarlah senyuman,
merekah dari hari ke hari,
menyambut teriknya matahari,
atau lembutnya cahaya bulan,
merangkul erat sebuah hati.