Rabu, 27 Maret 2013

MOMEN BERHARGA



Momen ketika anak mengucapkan kata pertama adalah salah satu momen yang selama ini menjadi titik yang paling dinanti-nanti oleh orang tua.
Tapi selain kata pertama, masih banyak momen-momen lain yang juga ditunggu-tunggu.

Ada momen pertama kali anak makan makanan padat.
Momen pertama kali anak merangkak, pertama kali anak berjalan, pertama kali anak masuk sekolah, pertama kali anak punya pacar…
APAAAA!!??
OH NO!!!

Ya.
Perjalanan hidup kita sebagai manusia kadang bisa berjalan tanpa terasa dan begitu cepat.

Rasanya baru kemarin loncat-loncat di mall sebagai seorang gadis yg bisa dpt tiket nonton AADC  , tahu-tahu kemarin ini sudah loncat-loncat lagi di   Ancol nonton lumba-lumba,tapi kali ini sudah berstatus sebagai seorang ibu beranak satu.

Saya tidak bisa membayangkan kalau Ravin mulai ngapelin oleh pacarnya nanti.Atau membayangkan Ravin malam minggu jalan-jalan bersama teman-temannya.Atau membayangkan Ravin harus putus dengan pacarnya dan tergalau-galau.

Bayangan seperti itu saja bisa membuat kita orang tua tergagap-gagap dan kadang tidak siap menerima kondisi pertumbuhan sang anak.
Padahal itu hal yang normal.
Bukankah jalan dengan teman-teman itu kondisi yang normal?
Bukankah punya pacar --dan mungkin putus-- itu pasti juga akan terjadi?

Tapi setidak-siap-tidak-siapnya orang tua, mau tidak mau kita harus siap.
Apapun yang terjadi.

Teringat beberapa bulan lalu ketika Ravin jatuh dari sepeda-nya di jalanan depan rumah kami. Tangan dan kakinya nyerosot di jalan.
Tangisan pilunya membuat kami panik dan tidak tega, sehingga kurang teratur memberikan obat luka.
Padahal setelah rutin diobati, lukanya pun cepat mengering.

Duh, nak.
Baru begitu aja Ibu udah panik.
Gimana kalau nanti kamu nangis2 putus sama pacar?


Apapun momen pertumbuhan anak, itu adalah momen berharga yang kita miliki sebagai orangtua.
Mau tidak mau tentu akan kita lalui. Siap tidak siap, ya harus siap.
Tinggal bagaimana kita selalu mencoba menyiapkan diri untuk melaluinya.
Apapun hasilnya…

Meski kadang hati kecil kita selalu ingin anak kita tetap kecil terus dan siap diuyel-uyel selalu...