Kamis, 29 Januari 2009

Menikahlah

Suatu sore, tanpa sengaja saya terlibat pembicaraan seru dengan beberapa teman pria. Tak di sangka topik hangatnya adalah MENIKAH. Topik yang dulunya jauh dari pikiran mereka, ternyata kini jadi menarik minatnya. Saya jadi bertanya sambil senyum-senyum sendiri, ada apa dengan mereka? Apakah memang sudah waktunya membicarakan topik yang dulu sengaja ditenggelamkan??Apakah pacaran, kelit sana sini dan tema cinta lainya tidak menarik minatnya lagi??

Tapi saya senang melihat perubahan ini. Menikah bukan lagi sesuatu yang menakutkan buat mereka, setidaknya mereka sudah terbuka dengan dan mau membicarakannya. Walaupun untuk mewujudkannya masih jauh dari bayangannya juga:)

Obrolan semakin seru kala, salah satu dari teman pria saya bilang:“Gue taun depan nikah…”

Hah taun depan? sama sapa? Yakin loe???

GUBRAK!! Satu kata yang bikin kita semua saling berpandang-pandangan. Termasuk si pembuat statement tadi.

Yakin gak ya?? Kembali dia dalam kebimbangan.
Sekarang sih yakin! Dia kembali menegaskan.

Teman-teman yang lainnya termasuk saya jadi iseng ingin mengoreknya sekaligus mengoda dengan maksud menguatkan keyakinannya atau ketidakyakinannya

Apa yang bikin loe yakin mau menikah taun depan??
Cewek gue yang sekarang! Jawabnya.

Jadi loe mau nikah karena cewek loe? kembali kita meragukan peryataannya.

Iya. Jawabnya mantap.

Trus kalo mantan loe ngajak kawin loe mau gak??

Enggak!

Berarti sekarang loe mau nikah karena lu yakin dia orang yang tepat buat loe?

Iya!
(good answer!)

Trus kalo ada cewek baru yang lebih bisa meyakinkan loe kalo dia jodoh loe,
gimana??

Dia tidak menjawab. Mikir.Mikir.Mikir.

Kembali kita beramai-ramai mengoyahkan keyakinannya.

Berarti loe sekarang yakin mo nikah sama cewek lu, tapi kalo ada yang lebih tepat buat lu, lu gak jadi nikah sama cewek lu yang sekarang?? Sama sapa aja, pokoknya loe nikah taun depan, gitu??

Teman saya bingung! Tidak bisa menjawab apa-apa.

Pokoknya gini,
gue mau nikah taun depan sama DIA!!
Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Berarti sekarang loe mau nikah karena lu yakin dia orang yang tepat buat loe?
Iya!

Hore…!!!Dia sudah menemukan orang yang tepat yang akan menjadi partner hidupnya.

Tiba-tiba…
Lu yakin dia orang yang tepat buat lu??

Kalo tadi keyakinan yang yang dipertanyakan adalah keyakinan dirinya untuk menikah, kini pertanyaannya di balik. Sekali lagi dia bingung! Kita semua menunggu jawabnya….lamaaaaa. Akhirnya kita tertawa bersama-sama...

Gimana siy sebenarnya orang yang tepat itu??
Pernah gak siy, kamu bertanya dalam hati sambil memikirkan masa depan kita dengan pasangan kita sekarang?
Pertanyaan simple dan klise, yang gak tahu sapa yang bisa menjawabnya.

Are you THE ONE??

Kamu pasti pernah bikin kriteria buat cowok atau cewek yang akan jadi pacar kamu. Kriteria standar tentang fisik, sifat yang kita inginkan. Walaupun sering juga kita kompromi dengan kriteria yang kita buat sendiri. Tapi kalo untuk pasangan hidup seumur hidup, bukan sesuatu yang mudah untuk dibuat kompromi.

Kita harus menemukan orang tepat dan jangan salah, jangan asal-asalan tentunya.

Tapi yang seperti apa?? Kita bukan membicarakan pacaran yang kalo gak cocok bisa putus dan nyambung lagi. Ini masalah sehidup semati!Walaupun ada juga yang dengan rational bilang, yahhh kalo gak cocok kan bisa cerai! Waduh….jangan sampai degh terlintas pikiran itu!

Malah ada seorang teman, yang tidak punya pacar dan ingin menikah karena ia mau ada yang mengurusinya. Dia tidak mau hidup sendiri. Ada yang merawatnya kalo sakit dan sudah tua….mmm egois banget yah??

Menikah…semakin dipikirin semakin membingungkan.Ada teman yang kasih saran, katanya bicaralah dengan hati kamu. Keyakinan bisa datang dengan sendirinya. Tanpa ada bujuk rayu atau dorongan dari pihak luar. Kita yang merasakan semuanya. Sekali yakin, maju terus jangan nengok-nengok lagi. Tapi kalo gak yakin STOP! Jangan dipaksakan! Tapi setiap orang berbeda…mungkin saya bisa menerima saran itu, mungkin yang lain berusaha dan mencoba terus menguatkan pasangannya…sampai akhirnya berhasil dan menikah atau tidak berhasil dan melepaskan mimpinya.

Menikah adalah keputusan dua orang. Kamu dan dia. Tidak boleh ada paksaan dari pihak ketiga (keluarga atau factor-faktor lainnya, umur misalnya.)Kalo ada masalah dikemudian hari, masalah berdua jangan saling menyalahkan apalagi merasa ada yang terjebak dengan pernikahan itu.

Menikahlah jika sudah siap, ada juga yang bilang gitu…tapi siap apanya?? Siap lahir bathin? Siap materi??Emang ada orang yang benar-benar siapkah??Untuk yang belum siap karena merasa belum dewasa, Katanya kedewasaan seseorang akan teruji setelah menikah. Dengan tanggung jawab dan masalah keluarga, kedewasaan seseorang akan terasah.

Menikah atau tidak menikah adalah keputusan yang sulit. Kita tidak akan tahu apa yang ada didepan kita. Walaupun ada banyak contoh tentang kehidupan perkawinan dari pasangan lain. Perkawinan yang bahagia ataupun perkawinan yang berbuntut perceraian. Tapi kita bukan mereka. Jalan hidup kita berbeda.

Katanya lagi, keyakinan memang benar-benar membantu kita akan melangkahkan kaki ke sana. Ingatlah menikah itu bukan akhir sebuah masalah, karena menyajikan berjuta problema baru sebagai ujian kesetian dan menuntut pengorbanan yang lebih.

Tapi sekali lagi, kalo niatnya hidup bahagia berdua selamanya sambil menunaikan sunah Rosul, kenapa musti takut??Jadi,...menikah gak ya???

(siapa sih saya, sok tau banget ngomongin pernikahan..wong saya aja masih bingung sendiri dengan konsep pernikahan??)

Selasa, 27 Januari 2009

Tulus

Jakarta Masih diguyur hujan lebat dan prediksi banjir.
Tapi tetap saya dan siapapun tidak bisa menebak
akankah musibah ini singgah dan memporak porandakan
semua yang kita cintai.

Saya hanya bersujud mengharap yang terbaik untuk kita semua.
Saya tetap mencium tangan dan mencium ibu dan bapak saya
setiap saat saya meninggalkan mereka
serta membisikkan I love you dalam hati
dan mendoakan keselamatannya.
Juga mendoakan semua jiwa yang saya cintai
dalam setiap kesempatan ketika saya bicara padaNya.
Saya menghargai setiap detik yang saya miliki
dengan syukur yang tak pernah habis.
Mengingat keindahan dalam hidup yang saya lalui.
Tidak semua yang kita miliki dapat kita bawa
ketika musibah akhirnya terjadi.
Saya membayangkan kemungkinan terburuk.
Saya memang selalu membayangkan kemungkinan yang paling pahit untuk mempersiapkan diri menghadapi segala yang nyata.

Apa yang belum saya lakukan
ketika saya tidak punya waktu lagi untuk melakukannya?
Saya sama sekali tidak mengingat materi.
Semua menjadi tidak penting seketika.
Saya hanya mengingat apa saja yang sudah saya lakukan
untuk semua yang saya cintai.
Apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuk hidup saya?BELUM!!!
Saya selalu menunda semuanya.
Saya belum melakukan yang terbaik untuk diri saya
dan semua yang saya cintai.

Tiba-tiba semua menjadi dekat.
Menjadi pendek.

Tidak ada lagi hari esok.

Semua adalah hari ini.

Hari ini menjadi penentuan.
Apa yang sudah saya lakukan hari ini?
Apakah saya sudah melakukan yang terbaik hari ini?
Hiduplah untuk hari ini, karena mungkin tidak ada lagi hari esok.

Seketika saya teringat dia.
Teringat ketakutannya.
Teringat keraguannya.
Keraguan apakah saya tulus mencintainya.
Setulus apapun saya mencintainya, dia tetap dalam kebimbangannya.
Tapi saya tidak peduli.
Saya tetap mencintainya…
Saya tetap membisikkan kata cinta untuknya
dengan keyakinan
tanpa keraguan.
Meskipun hanya dalam hati.meskipun lirih.tidak terdengar.
(Saya pun tak mampu berharap banyak dia merasakan apa yang saya rasa)

Cuma itu ketakutan saya ketika sesuatu yang terburuk menimpa saya, nanti.
ketika saya tidak punya banyak waktu menyatakan semua yang ada dalam hati padanya.
Ughh..saya tak mampu lagi bicara.semoga masih ada waktu untuknya membuka mata
dan merasa segala yang saya rasakan.

Lawan Kata

kenapa pilih mati kalau ada hidup?
kenapa pilih sedih kalau ada senang?
kenapa pilih nangis kalau ada tawa?
Kenapa pilih sakit kalo ada sembuh?
kenapa pilih jatuh kalau ada bangun?
kenapa pilih gila kalau ada waras?

kenapa pilih tenggelam kalau ada terbit?
Kenapa pilih gelap kalo ada terang?
kenapa pilih redup kalau bisa bersinar?
kenapa pilih pisah kalau ada bersatu?
kenapa pilih pergi kalau ada kembali?
kenapa pilih sendirian kalau bisa bersama?

kenapa pilih perang kalau bisa damai?
kenapa pilih luka kalau ada suka?
kenapa pilih ribut kalau ada tenang?
kenapa pilih benci kalau ada sayang?
kenapa pilih minta kalau ada kasih?
kenapa pilih tinggi hati kalau bisa rendah hati?

kenapa pilih kasar kalau ada lembut?
kenapa pilih dingin kalau ada hangat?
kenapa pilih takut kalau ada berani?
kenapa pilih kecewa kalau ada puas?
kenapa pilih ragu kalau ada yakin?
kenapa pilih rumit kalau bisa gampang?
kenapa pilih negatif kalau ada positif?
kenapa pilih diam kalau ada melawan?

...selalu ada pilihan,bahkan kata pun bisa melawan nasibnya :)

Berhentilah Menjadi Gelas


Bukan hidup jika tanpa masalah.
Namun meratapi kesedihan dan nasib buruk
hanya membuat kita makin menjauh
dari hal-hal indah yang patut kita syukuri.
Seperti segenggam garam yang terlarut dalam segelas air.
Jika kita minum, perut jadi mual dan mau muntah.
Tapi jika segenggam garam itu kita tabur pada danau yang bening dan jernih,
apakah kita masih merasakan rasa asinnya?
Tentu saja tidak.
Karena air danau berasal dari aliran sumber air di atas
yang terus mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau akan menghilangkan rasa asin yang tercipta dari segenggam garam.
Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam.
Tidak kurang, tidak lebih.
Hanya segenggam garam.
Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kita alami
sepanjang kehidupan sudah dikadar oleh Allah,
sesuai untuk diri kita.
Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah.
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian.
Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi,
yang bebas dari penderitaan dan masalah.
Namun rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat
tergantung dari besarnya Qalbu yang menampungnya.
Jadi supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas.
Jadikan Qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.

Jumat, 23 Januari 2009

RINDU



Sebuah rasa yang terus mengganggu tanpa bisa terlampiaskan.
Keadaan di mana harus kuat menahan gemuruh di dada.

HARUS KUAT!!!
SEKUAT BAJA??
(((padahal aku cuma manusia biasa)))

Saya berusaha keras untuk tidak menutup mata,
ketika melihat pasangan-pasangan bahagia di sebelah sana,
yang bertatapan mesra dengan tangan saling bergenggam erat.
Menggenggam hati bukan birahi.

Sumpah bukan sirik…
bukan iri…
BUKAAAAN!!!
Saya hanya merindukan saat-saat penuh cinta.
(dengan hati yang penuh cinta tentunya, bukan setengah, seperempat atau seperlima ;p)

Indah banget lho pemandangan sepasang kekasih yang bergengaman tangan.
Menggenggam jemari sambil menyelami hati dari mata yang berbinar cinta.....
Saya kangen di genggam seperti itu...
S aya rindu mengintip hati indah
dari matanya yang menatap saya dengan penuh cinta.

Saya pernah sebahagia mereka.
Saya pernah.
Dan saya rindu saat-saat itu.
Sayup-sayup terdengar suara-suara merdu dibelakang sana….

Singsabaaar yah sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaang :)

Dan kerinduan ini pun semakin mengganggu…
….
….
….
….

(((...is it okay if i miss you???!!!)))

Aku Ingin

Aku ingin membunuhmu!
Membenamkanmu sampai mati tak bergerak lagi.

Aku ingin membunuhmu!
Agar aku bisa tersenyum tanpa harus berlari
mengejar dengan sisa nafasku.

Aku ingin membunuhmu!
Kamu terlalu sombong.
Menolak menjadi sahabatku.

Sia sia semua bujuk rayu,
percuma memaksamu untuk kembali.
Kamu terus melaju tanpa ragu-ragu.

Lelah aku memohon.
Kamu tak peduli...

Tak bisakah kamu diam tak bergerak?

Tak bisakah kamu mati sekarang?
Aku mohon...biarkan aku menikmati keindahanmu

Saat ini.

sekali ini saja.

Diamlah sesaat.

Membeku seperti batu.

Jangan bergerak

Atau mati sajalah kamu..daripada aku terpaksa membunuhmu
dengan sisa tenagaku...

((ugh...susahnya bersahabat dengan waktu!!))

Kamis, 15 Januari 2009

Kolam itu Berada di bawah sinar bulan

pada suatu hari di sebuah malam yang tak pernah kuduga sebelumnya . . . sebuah bayangan berlalu melaluinya.. melalui celah sempit masa lalu yang sedang kunikmati sekarang..

kemudian seekor peri malam menemuiku pagi ini menyapa dengan riang seolah seperti pernah mengenal aku sebelumnya sedangkan mataku ini masih tertutup oleh kabut yang masih tebal bersaut di depan mukaku, kusapa kembali dirinya dengan penuh perasaan semu yang aku sendiri tak pernah mengerti..

Sebelumnya aku tak pernah sadari kehadirannya, aku selalu lebih suka mematutkan diriku dari pantulan bayangan diriku diatas kolam itu..namun saat aku mulai merasakan kehadiranya.. kini aku sadari… bahwa aku telah berjalan terlalu jauh kedalam kolam itu… aku mengikuti peri itu sampai aku tidak sadarkan diri aku telah membawa diriku ke dalam kolam itu…..

aku berlari ke pinggiran kolam karena sadar terlalu berbahaya buatku berada ditengah kolam.. mungkin itu hanya sugestiku tapi begitulah adanya.. aku bukanlah makhluk air yang bisa bertahan hidup dengan menghirup air… aku adalah makhluk darat yang telah terbiasa dengan udara….

setelah aku sampai dipinggir kolam.. kuistirahatkan sejenak paru paruku sambil aku lihat kembali makhluk rupawan yang terus menerus seolah menuju padaku semua keceriaanya….

aku kemudian menangis… aku menangis karena sadar.. aku takkan pernah dapat menangkap malaikat itu… karena kata orang orang peri itu adalah milik salah satu roh penjaga pohon di hutan itu…

aku bukannya takut dengan roh itu.. tapi aku menghormatinya hingga aku tak mencoba menangkapnya itu.. lagi…
namun tanpa kusadari air mataku di keringkan oleh hembusan kepak sayap bijaksananya… sekali lagi aku terpikirkan untuk menangkapnya… tapi aku hanyalah manusia… mampukah aku hidup dengan mahluk indah yang telah cukup lama menjadi milik roh hutan..?? bisakah aku mengubah cara hidupku yang telah terbiasa dengan udara busuk yang terus menerus kuhirup ini..??
jujur dari dalam hatiku aku memang menginginkannya.. aku ingin bisa terus merasakan hangatnya cahaya keceriaan setiap dia mengepakkan sayapnya… aku ingin memiliki air matanya agar aku bisa membuatnya tertawa… aku ingin menjadi bagian dari hidupnya….

andai saja aku tak pernah berada di kolam ini mungkin aku takkan pernah mengetahui jika ada makhluk seindah dirinya….
kusesali kesalahan terindah dalam hidupku ini…….