Jumat, 18 Juni 2010

Mimpi

Dan ketika gerbang itu terbuka, jutaan kerlip cahaya bintang menghambur tanpa henti. Sebuah sumber cahaya yang merupakan asal dari jutaan bintang bertaburan tak sanggup terlihat. Kilaunya begitu menyilaukan. Bukan. Bukan mata yang silau. Tapi jiwa yang silau oleh kemegahannya.

"So...?" sebuah kalimat yang jelas tertangkap maknanya muncul dalam benak. Anehnya telinga ini tidak menangkap adanya suara sama sekali. Seolah-olah komunikasi yang terjadi adalah melalui telepati.

"Apaan nih?" tanya saya balik.

"Jadi gimana... lu kan udah 26 tahun sekarang."

"Yaaah gimana ya, nggak gimana-gimana lah. Biasa aja. Kan situ juga yang ngasih."

"Ah... makin jago ngeles aja."

"Maklum lah... namanya juga manusia."

"So... udah siap masukin gerbang ini?"

"Terserah. Menurut situ?"

"Kok dibalikin lagi? Ya udah. Sekarang aja."

"Jangan sekarang dong."

"Katanya tadi terserah gue. Gimana sih. Emang masih kurang waktunya?"

"Bukannya kurang. Tapi saya masih belum memberi manfaat yang cukup buat orang banyak. Bukannya itu tujuan situ bikin saya?"

"So... what do you have in mind?"

"Gaya bener sih pake bahasa Inggris. Simple-nya gini, saya minta diberi kesempatan untuk bisa menghasilkan lebih banyak manfaat. Beri saya cukup tenaga, pengetahuan dan kesabaran supaya saya bisa selalu berusaha untuk menghasilkan yang terbaik."

"Buat apa? Biar diakuin oleh orang2?"

"Nggak. Cukup pengakuan situ aja yang penting buat saya. Kalo pun saya mau berjuang, moga-moga bisa menjadi inspirasi untuk orang lain, supaya selalu berusaha untuk memberi yang tebaik. Apa pun itu. Sekolah, kerjaan, kehidupan, apapun."

"Ok. Approved."


"Hehehehe. Terus nanti kamu mau kado apa?"

"Saya cuma punya satu permintaan."



"Bikin kehidupan ini lebih bahagia untuk semua orang"

Allahu Akbar...Allaaahu Akbar..

Wah suara Adzan shubuh kali ini terdengar jauh lebih merdu.

Tidak ada komentar: